Seleksi CPNS

Seleksi CPNS


Adanya seleksi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) sudah dinantikan oleh banyak orang. Bagaimanapun menjadi seorang PNS juga adalah hal yang didambakan sebagian besar orang di negeri ini. Bahkan mungkin menjadi primadona. Bahwa seorang pensiunan PNS akan mendapatkan gaji di usia tuanya, seumur hidup, seluruh anggota keluarga juga mendapatkan tunjangan, adalah beberapa alasan dan  daya tarik untuk bekerja sebagai PNS.

Tidak mudah untuk menjadi PNS, memiliki pendidikan yang tinggi saja tidaklah menjadi jaminan bahwa seseorang akan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Mengikuti dan lolos dalam tes adalah syarat utama untuk menjadi CPNS. 

Mudah, lolos tes saja. Apa sulitnya.

Sulitnya adalah karena anda harus bersaing dengan orang - orang yang juga memiliki ketertarikan yang sama. Sedikitnya orang yang akan diterima, selalu berbanding terbalik dengan jumlah orang yang mendaftar. Banyak. Sangat banyak bahkan. Persaingan inilah yang tidak mudah, karena hanya yang terbaiklah yang akan diterima atau lolos tes. Mereka dengan nilai yang tertinggi yang akan lolos. Bukan mereka dengan nilai "sekian".


Apakah soal - soal dalam tes CPNS demikian sulit? Aaah, tidak juga. Bentuk soalnya kan pilihan ganda, sehingga jawabannya sudah pasti ada dalam pilihan jawaban tersebut. Masalahnya adalah apakah anda sudah memilih jawaban yang paling tepat. Kenapa paling tepat, karena tepat saja tidak cukup. Harus paling tepat. PAS.

Dan itu tidak mudah. Dibutuhkan kejelian tingkat tinggi untuk memilih jawaban yang paling tepat ini, karena biasanya jawabannya mirip. Bahkan sekilas, pilihan jawaban yang ada terlihat benar semua. Tidak ada yang salah. Apalagi kalau sudah lama mengerjakan, dengan tingkat otak yang semakin memanas, oooh sungguh luar biasa sulit memilih jawaban yang paling tepat itu.

Dan saya pernah mengalami sendiri. Dua kali mengikuti tes CPNS. Di kali pertama saat mengikuti tes CPNS, saya menghadapi 100 butir soal. Semuanya pilihan ganda. Saat awal menjawab soal, saya bingung. Bingung yang luar biasa. "Ini soal jawabannya yang mana yang benar, terlihat sama."

Apalagi saat bertemu soal yang katanya namanya skolastik atau apalah. Hadeuh, ada angka berjajar. Urutannya loncat-loncat. Ada angka di dalam kotak. Ada lagi yang bentuknya bulat. Saya memilih jawaban, tanpa tahu apakah jawaban yang saya pilih benar atau salah. Iya, bahkan benar dan salah pun saya tidak tahu, karena saya memang tidak tahu.

Hingga tiba saat pengumuman tes CPNS tiba, dan saya ... tidak lolos tes. sedih, iya. Tapi saya juga sadar diri, memang dari sekian soal yang saya kerjakan, mungkin kurang dari 20% yang bisa saya kerjakan dengan benar. Mungkin. atau bahkan salah semua, entahlah.

Keadaan yang berbeda, sangat berbeda, berbanding terbalik hampir 180 derajat saya alami pada saat mengikuti tes CPNS di tahun berikutnya. Saya mengerjakan soal dengan keyakinan yang mantap. Saya memilih jawaban sambil tersenyum dan saya sangat yakin bahwa jawaban yang saya pilih adalah benar.

Dan ternyata, alhamdulillah, saya lolos tes CPNS dan sekarang sudah menjadi PNS. Syukur yang tiada terhingga saya sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan untuk merasakan seperti apa rasanya saat nama saya ada di urutan teratas di koran sebagai nama yang lolos tes CPNS. Bahagia.

Saat seseorang yang ada di kota (karena saya ada di desa), yang memiliki akses terhadap koran harian yang terbit hari itu, yang diburu banyak orang karena padanya tercantum pengumuman tes CPNS, dan orang itu menelpon untuk mengabarkan namamu ada di koran. Urutan teratas. Kamu lolos CPNS. Bayangkanlah, andai saya ada di pasar pun, saat menerima telpon seperti itu, sepertinya saya tidak ragu untuk meloncat karena luapan kegembiraan yang teramat sangat. Untungnya, saat itu saya ada di rumah, bersama suami tercinta. Meloncat, kegirangan, berdua. Tidak, saya tidak melakukan itu. Saat itu saya diam, layaknya mimpi yang menjadi nyata dan saya malah bingung. Ini bener apa bohong.

Lalu apa yang membuat saya yang manyun dan bingung mengerjakan soal CPNS saat seleksi pertama, kemudian menjadi tersenyum pada seleksi kedua di tahun berikutnya. Ada yang berubah. Apa yang berubah?

Cara berpikir. Iya, cara berpikir. Saat mengikuti tes CPNS pertama kali, saya tidak memiliki persiapan apa pun. Saya tidak belajar, sebenarnya, karena saya bingung mau belajar apa. Apa yang harus saya baca sebagai persiapan untuk mengikuti tes? Soal semacam apa yang akan keluar? Saya tidak tahu, dan saya pun tidak berusaha mencari tahu.

Tapi saat pengumuman tes CPNS, dan saya tidak lulus, tapi beberapa teman, ada kalau tidak salah empat orang dari desa saya yang lolos tes, saya mulai penesaran. Saat sekolah dulu, empat orang itu rasanya tidak lebih pintar dari saya, tapi kenapa mereka bisa lolos tes. Maka saya mencari tahu, saya bertanya. Kenapa kalian bisa lolos tes? Apa rahasianya?






Komentar